Jumat, 11 Februari 2011

Strategi, Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran

1.  Strategi Pembelajaran 
Istilah  strategi  yang  pada  awalnya  digunakan  dalam  lingkungan  militer, 
sekarang ini dipakai dalam berbagai bidang dengan esensi makna yang relatif sama. 
Istilah  strategi, menurut Mulyani Sumantri dan  Johar Permana  (1998/1999) berasal 
dari  kata  strategos  atau  strategus  (Yunani)  yang mengandung makna  jenderal  atau 
dalam hal  ini perwira negara  (state officer) yang bertanggung  jawab merencanakan 
suatu  strategi  dan  mengarahkan  pasukannya  untuk  mencapai  kemenangan.  Dalam 
bahasa  Inggeris, menurut Echols dan Hasan Shadily  (2003) kata   “strategy“ berarti     
1) strategi, ilmu siasat (perang), 2) siasat, akal“ 
Secara  spesifik, Shirley  (1980) merumuskan pengertian  strategi  sebagai  keputusan-
keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai 
tujuan,  sementara  J.  Salusu  (1996)  mengartikan  strategi  sebagai  suatu  seni 
menggunakan  kecakapan  dan  sumber  daya  untuk  mencapai  sasarannya  melalui 
hubungan yang efektif dengan  lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.Kedua  pendapat  tersebut  meskipun  formulasinya  berbeda  tetapi  kedua-duanya 
mengungkapkan bahwa konsep strategi terkait dengan upaya pencapaian tujuan. 
Dalam  konteks  pembelajaran,  strategi  diartikan  oleh  Gilstrap  dan  Martin  (1975) 
sebagai „pattern of  teacher behavior thar are recurrent, applicable to various subject 
matters, characteristics of more  that one  teacher, and  relevant  learning”. Pengertian 
yang  relative  sama  dikemukakan  oleh  T.  Raka  Joni  (1980)  yang  mendefinisikan 
strategi  belajar-mengajar  sebagai  pola  umum  perbuatan  guru  murid  didalam 
perwujudan  kegiatan  belajar-mengajar  yang menunjuk  kepada  karakteristik  abstrak 
dari pada rentetan perbuatan guru-murid tersebut. Pengertian lain dikemukakan oleh 
Sudijarto  (1990)  yangf  mendefinisikan  strategi  belajar-mengajar  sebagai  “upaya 
memilih,  menyusun,  dan  memobilisasi  segala  cara,  sarana/prasarana  dan  tenaga 
untuk menciptakan  sistem  lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku optimal. 
Senada  dengan  Sujiarto,  Moedjiono  (1992/1993)  mengemukakan  bahwa  strategi 
belajar-mengajar  memiliki  dua  dimensi  yaitu  dimensi  perancangan  dan  dimensi 
pelaksanaan.  Strategi  belajar  mengajar  pada  dimensi  perancangan  merupakan 
pemikiran  dan  pengupayaan  secara  strategis  untuk merumuskan, memilih  dan/atau 
menetapkan  aspek-aspek  dari  komponen  pembentuk  sistem  instruksional  sehingga 
dapat  konsisten  antara  aspek-aspek  tersebut…  …  strategi  belajar  mengajar  pada 
dimensi  pelaksanaan  merupakan  pemikiran  dan  pengupayaan  secara  strategis  dari 
seorang  guru untuk memodifikasi dan/atau  ,menyelaraskan  aspek-aspek pembentuk 
sistem instruksional (yang telah ditentukan dalam dimensi perancangan sebelumnya) 
jika kondisi/suasana  aktual di kelas menghendakinya. 
Berdasarkan  pendapat-pendapat    di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  konsep  strategi 
pembelajaran mengandung makna yang multi dimensi dalam arti dapat ditinjau dari 
berbagai segi,  yaitu : 
1.  Pada  dimensi  perancangan,  strategi  pembelajaran  adalah  “pemikiran  dan 
pengupayaan  secara    strategis  dalam  memilih,  menyusun,  memobilisai,    dan 
mensinergikan      segala  cara,  sarana/prasarana, dan  sumber daya untuk mencapai 
tujuan pembelajaran” 
2. Pada dimensi pelaksanaan,  strategi pembelajaran diartikan sebagai : 
    2.1  keputusan    bertindak      secara      strategis      dalam      memodifikasi  dan 
menyelaraskan  komponen-komponen  sistem  instruksional  (yang  telah 
ditetapkan pada dimensi perancangan) untuk lebih mengefektifkan pencapaian 
tujuan pembelajaran  
    2.2  pola  umum  perbuatan  guru-murid  dalam  perwujudan  kegiatan  belajar-
mengajar  yang  menunjuk  pada  karakteristik  abstrak  dari  pada  rentetan 
perbuatan guru-murid dalam peristiwa belajar-mengajar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar