Jumat, 11 Februari 2011

Metode Eksperimen, Pembelajaran Unit dan Pembelajaran dengan Modul

1.  Metode Eksperimen
a.  Pengertian
Sagala  (2006),  Sumantri  dan  Permana  (1998/1999)  menyatakan  bahwa
eksperimen  adalah  percobaan  untuk  membuktikan  suatu  pertanyaan  atau
hipotesis  tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu  laboratorium atau
diluar  laboratorium.  Sedangkan  metode  eksperimen  dalam  pembelajaran
adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan
percobaan untuk membuktikan  sendiri  suatu pertanyaan  atau hipotesis  yang
dipelajari.
Dalam  proses  pembelajaran  dengan  metode  eksperimen  siswa  diberi
kesempatan  untuk  mengalami  sendiri  atau  melakukan  sendiri,  mengikuti
proses,  mengamati  suatu  obyek,  menganalisis,  membuktikan  dan  menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan
guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen
itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.
b.  Tujuan
Apa tujuan metode eksperimen ? Metode eksperimen bertujuan agar :
1)  Siswa  mampu  menyimpulkan  fakta-fakta,  informasi  atau  data  yang
diperoleh.
2)  Siswa  mampu  merancang,  mempersiapkan,  melaksanakan  dan
melaporkan percobaannya.
3)  Siswa  mampu  menggunakan  logika  berpikir  induktif  untuk  menarik
kesimpulan  dari  fakta,  informasi  atau  data  yang  dikumpulkan  melalui
percobaan.
4)  Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
c.  Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
Apa  alasan  guru  menggunakan  metode  eksperimen  ?  Beberapa  alasan
penggunaan metode eksperimen adalah :
1)  Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah.  2)  Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
3)  Dapat  mengembangkan  sikap  dan  perilaku  kritis,  tidak  mudah  percaya
sebelum   ada bukti-bukti nyata.
d.  Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen
1)  Kekuatan Metode Eksperimen
a)  Membuat  siswa  percaya  pada  kebenaran  kesimpulan  percobaannya
sendiri daripada  menurut cerita orang atau buku.
b)  Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan
melalui percobaan yang dilakukannya.
c)  Dapat  digunakan  untuk  melaksanakan  prosedur  metode  ilmiah  dan
berpikir ilmiah.
d)  Hasil  belajar  dikuasai  siswa  dengan  baik  dan  tahan  lama  dalam
ingatan.
e)  Menghilangkan verbalisme.
2)  Kelemahan Metode Eksperimen
a)  Memerlukan  peralatan  dan  bahan  percobaan  yang  lengkap  serta
umumnya mahal.
b)  Dapat  menghambat  lajunya  pembelajaran  sebab  eksperimen
umumnya memerlukan waktu lama.
c)  Kesalahan  dalam  eksperimen  akan  berakibat  pada  kesalahan
kesimpulannya.
d)  Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen.
e.  Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen
  Bagaimana  cara  menguasai  kelemahan  metode  eksperimen  ?  Ada
beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode eksperimen.
1)  Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai dengan
eksperimen.
2)  Guru  harus menjelaskan  prosedur  eksperimen,  bahan-bahan  eksperimen
yang  diperlukan,  peralatan  yang  diperlukan  dan  cara  penggunaannya,
variabel  yang  perlu  dikontrol,  dan  hal  yang  perlu  dicatat  selama
eksperimen.
3)  Mengawasi  pelaksanaan  eksperimen  dan  memberi  bantuan  jika  siswa
mengalami kesulitan.
4)  Meminta  setiap  siswa  melaporkan  proses  dan  hasil  eksperimennya,
membanding-bandingkannya  dan  mendiskusikannya,  untuk  mengetahui
kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.   f.  Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Eksperimen

  Apa saja langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen ?
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen tersebut meliputi:
1)  Kegiatan Persiapan
a)  Merumuskan  tujuan pembelajaran yang  ingin dicapai dengan metode
eksperimen.
b)  Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen.
c)  Menyiapkan  alat,  sarana    dan  bahan  yang  diperlukan  dalam
eksperimen.
d)  Menyiapkan  panduan  prosedur  pelaksanaan  eksperimen,  termasuk
Lembar Kerja Siswa (LKS).
2)  Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen
a)  Kegiatan Pembukaan
  Menanyakan  materi  pelajaran  yang  telah  diajarkan  minggu  lalu
(opersepsi).
  Memotivasi  siswa  dengan mengemukakan  ceritera  anekdot  yang
ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
  Mengemukakan  tujuan  pembelajaran  yang  ingin  dicapai,  dan
prosedur eksperimen yang akan dilakukan.
b)  Kegiatan Inti
  Siswa  diminta membantu menyiapkan  alat  dan  bahan  yang  akan
dipakai dalam eksperimen.
  Siswa melaksanakan  eksperimen  berdasarkan  panduan  dan  LKS
yang telah disiapkan guru.
  Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
  Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan.  
c)  Kegiatan Penutup
  Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen.
  Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.
  Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi
eksperimen untuk mengulang  lagi  eksperimennya, dan bagi  yang
sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman.
 2.  Metode Pembelajaran Unit
a.  Pengertian
Taredja, dkk.  (1980), dan Sumantri dan Permana  (2006) menyatakan bahwa
metode  pengajaran  unit  adalah  suatu  cara  pembelajaran  dimana  siswa  dan
guru mengarahkan  segala kegiatannya pada pemecahan  suatu masalah  yang
dipelajari melalui berbagai  segi yang berhubungan,  sehingga pemecahannya
secara  keseluruhan  dan  bermakna.  Pengajaran  unit  ini  sekarang  dinamakan
pembelajaran terpadu.
Menurut  Sumantri  dan  Permana  (1998/1999)  terdapat  beberapa  jenis
keterpaduan  dalam  pembelajaran  terpadu  :  (1) Keterpaduan  antara  dua  atau
lebih  masalah,  konsep,  keterampilan,  tugas,  atau  ide-ide  lain  dalam  satu
bidang  studi,  (2) Keterpaduan beberapa  topik atau  sub  tema dalam berbagai
bidang  studi  (model  jaring  laba-laba/webbed  model)  dan  (3)  lintas  bidang
studi  yaitu  pemecahan masalah  yang melibatkan  adanya  prioritas  kurikuler
dan  menemukan  pengetahuan  atau  konsep,  keterampilan  dan  sikap  yang
tumpang tindih dari beberapa bidang studi.    
b.  Tujuan
Sumantri  dan  Permana  (1998/1999)  mengemukakan  tujuan  metode
pembelajaran unit sebagai berikut :
1)  Melatih  siswa  berpikir  komprehensif  dengan  cara  mengkaji  dan
memecahkan masalah dari berbagai disiplin ilmu atau aspek.
2)  Melatih  siswa  menggunakan  keterampilan  proses  atau  metode  ilmiah
dalam pemecahan masalah.
3)  Membentuk  sikap  kritis,  kerjasama,  rasa  ingin  tahu, menghargai  waktu
dan menghargai pendapat orang lain.
4)  Melatih  siswa  agar  memiliki  kemampuan  merencanakan,
mengorganisasikan dan memimpin suatu kegiatan.
5)  Mengembangkan keterampilan berkomunikasi. c.  Alasan menggunakan Metode Pembelajaran Unit
Sumantri dan Permana  (1998/1999) memberi alasan mengapa guru memilih
menggunakan metode pembelajaran unit sebagai berikut :
1)  Dalam kurikulum terdapat keterkaitan antara satu topik dengan topik lain,
atau  antara  bidang  studi  satu  dengan  bidang  studi  lainnya  dalam  suatu
pemecahan  masalah,  sehingga  perlu  ada  satu  metode  yang  dapat
menciptakan kesatuannya.
2)  Dapat memberikan pengalaman belajar  tentang pemecahan masalah dari
berbagai disiplin ilmu.
3)  Dapat melibatkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam kegiatan
pembelajaran.
d.  Kekuatan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
1)  Kekuatan Metode Pembelajaran Unit
Taredja, dkk. (1980) mengemukakan kekuatan metode pembelajaran unit
sebagai berikut :
a)  Siswa dapat belajar  secara keseluruhan  (utuh). Semua  atau beberapa
mata pelajaran dipadu jadi satu dalam satu masalah. Dengan demikian
ilmu-ilmu yang ada dihayati secara utuh.
b)  Pelajaran  menjadi  lebih  berarti.  Kalau  pada  pelajaran  tradisional
semua siswa harus melakukan apa yang diajarkan seperti apa adanya,
maka dalam pembelajaran  terpadu,  siswa belajar  sesuai minat, bakat
dan  tingkat  perkembangannya.  Karena  itu  siswa  belajar  lebih
bemakna.
c)  Situasi  kelas  lebih  demokratis. Hal  ini  dimungkinkan  karena  prinsip
dari pembelajaran  terpadu adalah perencanaan bersama, dilaksanakan
oleh  siswa,  guru  hanya  sebagai  pembimbing.  Karena  itu  suasana
belajar menjadi lebih demokratis.
d)  Digunakannya  asas-asas  didaktik  secara  lebih  wajar.  Asas-asas
didaktik  seperti  peragaan,  minat,  kerja  kelompok,  kerjasama,  kerja
sendiri, dan sebagainya benar-benar dimanfaatkan.
e)  Digunakannya prinsip-prinsip psikologi belajar modern, seperti minat
anak berhubungan pengalamannya, anak mempersepsi lingkungannya
secara  keseluruhan  tidak  terpisah-pisah,  anak  yang  sehat  selalu  aktif
bergerak  melakukan  sesuatu,  dan  siswa  SD  perkembangan
kognitifnya  masih  ada  pada  phase  operasional  konkrit.  Dalam
pembelajaran terpadu ini semua diakomodasikan.
 2)  Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
Taredja,  dkk.  (1980)  mengemukakan  kelemahan  metode  pembelajaran
unit, antara lain :
a)  Memilih  pokok  masalah  yang  akan  dijadikan  unit  bukan  suatu
pekerjaan yang mudah.
b)  Melaksanakan  pembelajaran  unit  menuntut  kecakapan  tersendiri,
sedangkan guru belum semuanya mampu menyelenggarakannya.
c)  Memerlukan ketekunan, pekerjaan dan waktu yang lebih banyak.
d)  Karena  melibatkan  banyak  siswa  maka  dimungkinkan  memerlukan
biaya yang lebih banyak.  
e.  Cara Mengatasi Kelemahan Metode Pembelajaran Unit
1)  Kesulitan  dalam  memilih  pokok  masalah  dapat  diatasi  dengan  cara
membentuk  tim  atau  panitia. Melalui  rapat  tim  atau  panitia  yang  terdiri
dari  beberapa  guru  dapat  dirumuskan masalah  yang  hangat  dan  relevan
dengan kurikulum dan tingkat perkembangan siswa.
2)  Kesulitan guru karena dalam pembelajaran unit diperlukan banyak waktu
energi  dan  biaya,  maka  pembelajaran  unit  dapat  dicarikan  waktu  yang
luang dan dilaksanakan  secara block waktu  (tak ada kegiatan  lain  selain
pembelajaran  unit).  Masalah  biaya  dapat  diatasi  dengan  memasukkan
biaya pembelajaran unit ke DUK sekolah atau sumber lain yang halal.
3)  Masalah  kedangkalan  pelajaran  dapat  diatasi  dengan  perencanaan  yang
matang jangan asal-asalan saja.

f.  Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Unit
Bagaimana  cara melaksanakan pembelajaran dengan metode unit ? Taredja,
dkk  (1980)  mengemukakan  langkah-langkah  pembelajaran  dengan  metode
pembelajaran unit sebagai berikut :
1)  Kegiatan Persiapan
a)  Menjelaskan  kepada  siswa  tentang  bagaimana  cara  melaksanakan
pembelajaran dengan metode unit.
b)  Guru bersama siswa menetapkan pokok masalah yang akan dijadikan
unit.  Pokok  masalah  itu  hendaknya  sesuai  dengan  minat  dan  latar
belakang  siswa,  sesuai  dengan  kurikulum  dan  kebutuhan  siswa,  dan
sesuai  dengan  ketersediaan  sumber  baik  buku,  para  ahli  maupun
instansi. c)  Guru  dan  siswa  menetapkan  aspek-aspek  pokok  masalah  dan  mata
pelajaran-  mata  pelajaran  yang  ikut  serta  pada  pemecahan  pokok
masalah tersebut.
d)  Guru  bersama  siswa menetapkan  tujuan  instruksional  khusus  (TIK)
untuk setiap aspek masalah.
e)  Guru  dan  siswa  menetapkan  kelompok-kelompok  kerja  dan  tugas-
tugasnya. Biasanya  jumlah kelompok disesuaikan dengan banyaknya
aspek masalah/unit.
f)  Guru  dan  siswa  menetapkan  organisasi  kelas  :  ketua,  wakil  ketua,
sekretaris, bendahara, seksi-seksi, dan sebagainya. Organisasi ini yang
akan mengelola penyelesaian kegiatan unit.
g)  Guru dan siswa menetapkan jadwal kegiatan, sasaran, target, dan tata
tertib yang harus dipatuhi selama pembelajaran unit ini.
2)  Kegiatan Pelaksanaan
a)  Kegiatan Persiapan
  Guru menanyakan materi pelajaran sebelumnya.
  Guru berceritera  tentang kehidupan di masyarakat yang berkaitan
dengan  materi  pelajaran  yang  akan  diajarkan  melalui
pembelajaran unit.
  Guru mengingatkan kembali  tentang TIK  yang  telah dirumuskan
dan bagaimana penyelesaiannya oleh kelompok.
b)  Kegiatan Inti
  Para  siswa  mengatur  tempat  mereka  belajar  /  bekerja,  apakah
tempat belajar itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
  Mempelajari  sesuatu  sesuai  dengan  tugas  masing-masing,
misalnya  :  melakukan  percobaan-percobaan,  mengerjakan  soal-
soal, menggambar, mempelajari  nyanyian, mengunjungi  tempat-
tempat  yang  telah  direncanakan,  mengikuti  ceramah  dari  nara
sumber, dan sebagainya
  Dalam  rangka  penyelesaian  tugas,  siswa  mengadakan  diskusi,
mengatur bahan, dan berkoordinasi dengan kelompok lain.
  Menyiapkan  laporan  kelompok  untuk  disajikan  pada  laporan
kelompok sewaktu diadakan pleno.
  Laporan kelompok yaitu laporan lisan dan tertulis yang dilakukan
oleh  setiap kelompok dalam  sidang pleno,  sehingga  semua  siswa
dapat belajar dari kelompok lain.   Pameran.  Setelah  laporan  kelompok  selesai,  kegiatan  berikutnya
adalah melakukan pameran. Yang dipamerkan adalah semua yang
telah dihasilkan oleh kelompok. Pameran dapat berbentuk :
─  Statis,  yaitu  pameran  tentang  karya  belajar  yang  berwujud
laporan tertulis/paper, gambar-gambar, hasil pekerjaan tangan,
hasil memasak, grafik, bagan, dan sebagainya.
─  Dinamis,  yaitu  pameran  tentang  hasil  belajar  yang  berupa
pementasan  sandiwara, pembacaan puisi, pagelaran  seni  (tari,
nyanyi, dan sebagainya), pidato dan sebagainya.
Dalam  pameran  ini  dapat  diundang  siswa  dari  sekolah  lain,
instansi  lain  yang  berkaitan  dengan  pendidikan,  dan  terutama
adalah orang tua siswa.
c)  Kegiatan Penutup
  Guru  meminta  siswa  merangkum  hasil  belajar  melalui  kegiatan
dalam metode pembelajaran unit.
  Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pelaksanaan
pembelajaran melalui metode pembelajaran unit.
  Tindak  lanjut,  yaitu menjelaskan  kembali materi  pelajaran  yang
belum  dikuasai  siswa  dan  menugasi  untuk  memperdalam
penguasaan materi pelajaran melalui Penugasan Rumah (PR). 3.  Metode Pengajaran dengan Modul
a.  Pengertian
Russel  (dalam Mainuddin  dan  Gunawan,  1980)  menyatakan  bahwa  modul
adalah  suatu  paket  pembelajaran  yang  membicarakan  satu  satuan  konsep
tunggal mata  pelajaran.  Hal  ini  dalam  usaha  untuk mengindividualisasikan
belajar dengan memberi kemampuan  siswa menguasai  satu unit  isi  sebelum
pindah ke unit yang lain. Metode  pembelajaran  dengan  modul  merupakan  salah  satu  bentuk  dari
bentuk-bentuk  belajar  mandiri.  Sagala  (2006)  mengemukakan  ada  empat
bentuk  belajar  mandiri  yaitu  :  (1)  self  instruction  semacam  modul,  (2)
independent  study,  (3)  individualized  prescribed  instruction,  dan  (4)  self
package learning.
Russel  (dalam  Mainuddin  dan  Gunawan,  1980)  mengemukakan  8
karakteristik umum modul, yaitu :
1)  Self  contained,  atau  self  instructional  packages. Modul  itu  merupakan
satuan paket bahan pelajaran yang lengkap untuk belajar sendiri.
2)  Memperhitungkan  perbedaan  individu.  Siswa  bebas menentukan  sendiri
proses belajarnya.
3)  Tujuan  pembelajaran  dirumuskan  secara  eksplisit  dan  spesifik  dalam
perumusan tingkah laku yang bisa diukur.
4)  Adanya  asosiasi,  struktur  dan  urutan  yang  disajikan.  Ide-ide  dasar
disajikan lebih dulu.
5)  Pemakaian bermacam-macam media.
6)  Partisipasi aktif siswa. Siswa belajar sendiri dari modul.
7)  Reinforcement  langsung.  Dalam  modul,  reinforcement  segera  didapat
setelah siswa menunjukkan respon yang disetujui.
Komponen modul yang pernah dikembangkan oleh Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan  (PPSP)  meliputi  :  petunjuk  guru,  lembar  kegiatan  siswa,
lembar kerja siswa, kunci  jawaban untuk  lembar kerja,  lembar penilaian/tes,
dan kunci jawaban untuk lembar tes.
b.  Tujuan
Metode pembelajaran dengan modul bertujuan :
1)  Agar siswa aktif belajar secara mandiri.
2)  Agar  siswa  terbiasa mengontrol  kecepatan  dan mengevaluasi  belajarnya
sendiri.
3)  Memberi  reinforcement  secepatnya  setelah  siswa  selesai  mengerjakan
materi  modul  dengan  memperbolehkan  pindah  ke  modul  berikutnya.
Penguatan  ini  memotivasi  siswa  untuk  mengulang  kembali  perbuatan
belajarnya yang baik itu.
4)  Melatih  disiplin,  taat  peraturan  dan  petunjuk  yang  ada,  serta  melatih
kebiasaan mengoreksi diri sendiri dan kejujuran.
 c.  Alasan Penggunaan Metode Pembelajaran dengan Modul
Mengapa  guru memilih metode  pembelajaran  dengan modul  ? Alasan  guru
adalah :
1)  Siswa dapat belajar lebih aktif dan mandiri (CBSA)
2)  Siswa dapat menyesuaikan diri dengan keunikan cara belajarnya masing-
masing.
3)  Siswa  dapat  berkembang  secara  optimal  sesuai  dengan  perbedaan
kemampuan, potensi dan kecepatan belajar masing-masing.
4)  Dimungkinkan untuk mendukung modul digunakan multi media, seperti ;
audio  visual,  internet,  web,  dan  sebagainya  sehingga  perbedaan-
perbedaan dan keunikan individu dapat diakomodasi.
5)  Dengan metode  pembelajaran  dengan modul mutu  proses  pembelajaran
dapat ditingkatkan.
6)  Dapat  mengatasi  kekurangan  guru,  dan  mengatasi  persoalan  jauhnya
tempat tinggal siswa dari kampus.
d.  Kekuatan dan Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul
1)  Kekuatan Metode Pembelajaran dengan Modul
a)  Ratio  guru  dan  siswa  dapat  ditingkatkan  menjadi  sekitar  1  :  200,
padahal dengan sistem biasa ratio tersebut adalah 1 : 40
b)  Siswa aktif belajar secara mandiri.
c)  Meningkatkan  kualitas  hasil  belajar,  karena  siswa  yang  belum
mencapai mastery  learning 80% harus mengkaji ulang materi modul
dan tes.
d)  Siswa  termotivasi  untuk  belajar  dengan  sungguh-sungguh  untuk
segera menyelesaikan modul yang ditargetkan.
2)  Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul
a)  Ikatan  kelas  renggang,  belajar  bersama  berkurang,  padahal motivasi
belajar dipengaruhi pula oleh kebersamaan.
b)  Aspek estetis dan etis kurang diperhatikan.
c)  Kesulitan dalam menulis modul. Modul yang baik menuntut keahlian,
keterampilan dan pengalaman.
d)  Pembelajaran dengan modul umumnya kurang memperhatikan aspek
perasaan.  Manusia  dianggap  sebagai  mesin  yang  reaktif  terhadap
stimulus (modul) yang disajikan padanya.
e)  Cenderung untuk memuat materi yang banyak dalam modul, sehingga
memberatkan siswa. f)  Modul menuntut  siswa  pintar membaca  dengan  pemahaman,  hal  ini
menjadi hambatan bagi siswa yang kurang trampil membaca.
e.  Cara Mengatasi Kelemahan Metode Pembelajaran dengan Modul
1)  Perlu  dibuat modul  yang  penguasaannya  dilakukan melalui  diskusi  atau
kerja kelompok.
2)  Modul  harus  disusun  oleh  orang  yang  selain  ahli  dibidang mata  kuliah
juga berpengalaman dalam menulis modul.
3)  Materi  harus  disusun  berdasarkan  kompetensi  yang  ingin  dicapai  yang
telah dirumuskan dalam silabus mata kuliah.
4)  Bahasa yang digunakan hendaknya bahasa baku, yaitu Bahasa  Indonesia
yang  baik  dan  benar.  Disamping  itu  tingkat  kesukaran  bahasa  perlu
disesuaikan dengan umur dan pengetahuan siswa.
f.  Langkah-langkah Pembelajaran dengan Modul
1)  Kegiatan Persiapan
a)  Guru menyiapkan modul yang akan dipelajari oleh siswa dan berbagai
media pendukungnya. Untuk  ini guru harus mempunyai  arsip nomor
atau judul modul yang telah diselesaikan siswa.
b)  Guru membaca modul  yang  akan  diajarkan  agar  isi modul  dikuasai
sehingga  kalau  nanti  ada  siswa  bertanya  dapat memberi  penjelasan.
Disamping itu guru juga perlu menyiapkan pertanyaan apersepsi.
2)  Kegiatan Pelaksanaan
a)  Kegiatan Pembukaan
  Guru  menanyakan  isi  materi  modul  yang  telah  diselesaikan
(apersepsi).
  Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan atau cerita
anekdot yang berkaitan dengan materi modul yang akan dipelajari.
  Karena  tujuan  pembelajaran  telah  ditulis  dalam  modul,  maka
dalam  acuan  ini  guru  cukup memberi  petunjuk  untuk membaca
tujuan  pembelajaran  yang  ada  dalam modul,  begitu  pula  halnya
dengan petunjuk cara pengerjaan modul.
b)  Kegiatan Inti
  Guru meminta siswa menyiapkan dan mempelajari modul.
  Guru mengawasi kegiatan belajar siswa.
  Guru  sebagai  fasilitator membantu  siswa memecahkan  kesulitan
belajar, pengarah diskusi (jika diperlukan), dan sebagainya.   Menentukan  langkah  selanjutnya  setelah  siswa  menyelesaikan
modulnya, misalnya memberi modul  pengayaan  bagi  siswa  yang
telah  mencapai  belajar  tuntas  80%,  dan  meminta  siswa
mempelajari lagi modul jika hasil tes formatif kurang dari 80%.
c)  Kegiatan Penutup
  Memberi  kesempatan  siswa  membuat  rangkuman  pokok-pokok
materi yang dipelajari dari modul.
  Evaluasi  telah dilaksanakan  sewaktu mempelajari modul. Karena
itu guru tidak melakukan evaluasi lagi.
  Tindak  lanjut,  berupa  PR  baik mengerjakan  soal-soal  dari  buku
yang ada ataupun membuat rangkuman dari buku yang dibacanya.

1 komentar: